PERANG MELAWAN KEBODOHAN
السلا م عليكم
ورحمة الله وبركا تة
الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على
امورالدنياوالدين والصلاةوالسلام على اشرف الانبياءوالمرسلين وعلى اله وصحبه
اجمعين (امابعد)
Hadirin yang saya hormati
Ada orang yang bertanya; lebih baik mana
orang bodoh yang ta’at beragama dibanding dengan orang yang berilmu tetapi
tidak ta’at beragama???
Andaikan ada alternative ke tiga tentu kita
akan menjawab, ya lebih baik orang yang
berilmu dan juga ta’at beragama. Betul
Tapi bila diminta untuk untuk menjawab dua
alternative ini saja, maka kita juga balik bertanya. Apakah ada orang yang taat
beragama sedangkan dia itu bodoh?
Disinilah banyak orang yang belum mengerti.
Disangkanya agama itu hanya urusan sholat, puasa, zakat, haji. Titik. Siapa
yang melakukan dengan tekun di cap sebagai orang alim. Sementara aspek-aspek
yang lain dari ajaran ini sering dilupakan. Apalagi Pada era globalisasi ini,
manusia banyak yang lupa akan jati dirinya, sehingga tetap dalam kebodohan dan
kebrokbrkan mental yang semakin menjadi, berawal dari itulah maka saya akan
membahas sebuah tema pembicaraan,
“perang melawan kebodohan”
Hadirin yang mulia
Berawal dari firman Allah ayat Surat al-alaq
ayat 1-5.. (dibacakan surat dan artinya)
Ajaran islam pertama kali, sebelum ada
perintah yang lainnya adalah anjuran bagi kaum muslimin untuk belajar. Bukanlah
Alloh Swt menurunkan wahyu pertama kepada nabi muhammad adalah dengan kalimat
iqra’ yang artinya bacalah. Sedangkan membaca itu adalah aspek terpenting dalam
belajar. Semua pelajaran harus menggunakan bacaan, baik yang tersurat maupun
yang tersirat
Demikianlah kita bisa memahami bahwa orang
yang taat beragama adalah mereka yang selalu membaca. Yakni.. Ayat-ayat Alloh
baik yang qauliah maupun quniyah.
Dalam ajaran agama islam, ilmu tidak dapat
dipisahkan dengan amal pebuatan. Artinya amal perbuatan tanpa didasari ilmu
akan tertolak atau tidak diterima. Sedangkan ilmu tanpa diamalkan adalah
sia-sia bahkan membuat celaka. Mengapa kaum muslimin sekarang masih menghadapi
problem besar, yaitu kebodohan? Tidak lain karena umat islam banyak yang salah
dalam memahami ajaran islam. Dikiranya dengan shalat yang tekun, (walau hanya
dengan pakaian kumal, dengan ma’na yang dangkal, asal bisa bacaannya dan do’a)
sudah cukup. Dikiranya dengan itu sudah dijamin diterima suatu amal perbuatan.
Ingat pesan Allah SWT: q.s Al-isro ayat 36
ولا تقف ماليس
لك به علم ان السمع والبصروالفؤاد كل الئك كان مسئولا
Artinya: “dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra)
Kenapa wahyu yang turun pertama, sebelum
perintah zakat, shalat, puasa dan perintah- perintah lainnya, Allah
memerintahkan kaum muslimin untuk membaca? Jawabannya jelas bahwa seluruh
ajaran islam harus dikerjakan dengan penuh kesadaran, bukan paksaan. Sedang
kesadaran itu kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Dengan membaca umat islam
diharapkan bisa memilih, beriman atau kafir. Memilih syari’ah Allah atau
syari’ah manusia. Undang-undang Allah atau undang-undang manusia. Agama Allah
atau agama manusia.
Alloh berfirman surat Albaqoroh ayat 256
“ Tiada paksaan dalam beragama. Sungguh
telah nyata kebenaran dari kesesatan.” (Al-baqoroh :256)
Untuk bisa memilih dengan baik, berdasar
atas suatu pertimbangan yang matang diperlukan ilmu pengetahuan. Tidak asal
memilih atau karena tiada pilihan lain. untuk itulah Allah telah melengkapi
manusia dengan instrumen yang memadai. Allah menyediakan telinga untuk
mendengar, menyediakan mata untuk melihat, mengkaruniakan otak untuk berfikir.
Allah juga memberi hati nurani untuk merasa. Sungguh lengkap instrumen yang
Allah berikan kepada manusia. Tentu saja semua itu tidak hanya sebagai
pelengkap atau penghias saja, semua punya fungsi dan peran yang luar biasa.
Hanya orang yang bersyukur saja yang memnfaatkannya. Alloh berfirman dalam
surat assajdah ayat 9.
“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan
kedalam tubuhnya roh(ciptaannya) dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, (tapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
Hadirin yang berbahagia….
Orang yang bersyukur adalah mereka yang bias
memanfaatkan pemberian Allah dengan sebaik-baiknya. Kenapa dalam ayat ini alloh
menyebutkan hanya sedikit orang-orang yang bersyukur? Sebab memang demikian
kenyataanya. Orang yang mampu memanfaatkan karunia Alloh, dalam hal ini
pendengaran, penglihatan dan hati nurani hanya sedikit. Mereka diberi telinga
tapi hanya dipergunakan sia-sia. Digunakan untuk mendengar hal yang kurang
bermanfaat. Mereka diberi mata tap tidak dipakai untuk halihat hal-hal yang
berguna. Hati nurani sebagai karunia terbesar kadang tidak diasah.
Pada hari kiamat nanti, Allah akan meminta
pertanggungjawaban kita, apakah semua instrument tersebut sudah kita manfaatkan
secara maksimal atau belum. Kalau kita menggunakan semua peralatan tadi dengan
baik, cara dan metodenya tepat, niscaya kita tidak bodoh. Bila umat islam
pandai bersyukur, niscaya sudah sejak lama kita terhindar dari penyakit
kebodohan.
Itulah sebabnya nabi sangat getol
memberantas kebodohan. Bahkan saking getolnya, bagi para tawanan yang bias
mengajari baca tulis akan dibebaskan. Bukan main penghargaan nabi terhadap
orang-orang yang mau belajar mengajar.
Inilah contoh kongkrit ajaran islam.
Karenanya tidak heran bila dalam waktu yang tidak terlalu lama para pendukung
islam menunjukan prestasi yang gemilang. Dalam beberapa abad umat islam
memimpin peradaban dunia. Negara-negara islam menjadi kiblat ilmu pengetahuan.
Lahirlah pada saat itu ilmuan-ilmuan yang terukir indah dalam sejarah. Mereka
adalah orang-orang yang alim, yang mengerti dan memahami ajaran islam. Mereka
menghayati perintah pertama dari Allah kepada nabinya.
Hadirin yang berbahagia…..
Oleh karena itu kalau kita ingin bangkit,
maka kita harus menyadari perintah pertama ini ( iqra’). Yaitu harus
banyak-banyak membaca.
Sekian kiranya yang dapat saya sampaikan,
mohon maaf atas segala kekurangan dan terima kasih atas segala perhatiannya.
والسلا م عليكم ورحمة الله وبركا تة
No comments:
Post a Comment