MERAWAT TRADISI INTELEKTUAL ASWAJA
OLEH: KH. DR. EDENG ZA, M.Pd.
Disampaikan pada milad STAI MU ke-4 Maulid nabi Muhammad SAW
januari 2016
A.
Objektifitas
Kondisi
Abad ini oleh para ilmuan dijuluki sebagai abad VUCA
Ø Volatility = bergejolak, berubah-ubah
Ø Uncertaintly = memiliki ketidakpastian yang tinggi
Ø Complexcity = Saling berhubungan, saling ketergantungan, rumit
Ø Ambiguity = menimbulkan keragu-raguan
Dengan empat variable tersebut diatas, kondisi kita segera
tergiring keambang kekacauan (edge of chaos) yang seakan-akan sudah
berada dititik nadir. Dan sebagai penyebabnya antara lain:
1.
Tidak
memiliki rasa kritis (sense of cresis) dan tidak memiliki rasa ada yang
sangat perlu dilakukan (sense of urgency) semua merasa dalam situasi
yang nyaman (comport zone)
2.
Terbangun
prilaku menyangkal. Masyarakat mengakui dan mengetahui sedang terjadi banyak
masalah, banyak ketidakpuasan, hanya mereka tidak mau tahu dan tidak ambil
pusing karena mentalnya menjadi mental penumpang (passangers mentality),
yakni:
ü Boleh mengantuk
ü Tak merasa perlu tau arah jalan, tidak mengerti dimana berada
ü Yang penting duduk pasti sampai
ü Tidak merasa perlu merawat kendaraan dan atau mengganti sopir
ü Tidak menuntut diri untuk mengambil inisiatif ketika jalan macet
atau tersumbat bahkan tersasar
ü Menghindari resiko lebih baik menjadi pengekor yang aman
ü Menjadi beban orang lain.
Hal ini senada dengan iklan rokok (merokok membunuhmu) kenyataannya
tetap saja rokok sangat laku dan yang meroko bertambah banyak.
3.
Berhadapan
dengan rumus (cost and benefit of change) cost perubahan mereka anggap
rasa tidak nyaman, kehilangan sejumlah kenikmatan, kehilangan jabatan,
kehilangan insentif dan lain-lain. Sementara benefit of change banyak orang
kesulitan melihatnya karena hari ini dianggap sudah nyaman sementara masa depan
lebih gelap bahkan bertanya apakah akan berhasil atau gagal?
4.
Tidak
ada keberanian menumbangkan cara-cara lama (the burning flatform) karena
terlalu lama berada pada zona nyaman (comport zone) sulit meninggalkan
status quo.
Dilain pihak Prof. DR. M Amin Azis mengemukakan bahwa Israilisme mengumandangkan
ideology freemasonry semenjak abad ke 11 masehi yaitu:
1.
Menjauhkan
manusia dari tuhannya hingga menjadi sekuler, tuhan telah mati tidak berkutik
lagi
2.
Merenggangkan
hubungan silaturahmi dan ukhuah diantara para kelompok islam.
3.
Merusak
dan memperlemah akidah, mengiming-iming kesempatan, kekayaan dan kekuasaan yang
pada akhirnya terwujud lemah amal, lemah moral, lemah budaya dan lemah
kekuasaan
4.
Merancang
dan menggalakan program-program budaya free sex terutama dikalangan generasi
muda.
5.
Bekerja
dengan cara diam-diam tetapi menghasilkan pemurtadan yang luar biasa. Pronsip
mereka “work silently but it’s the work of deef river that silently fushes
on toward on deef oceans”
B.
Solusi
Tahun baru kita sambut dengan penuh optimis jangan disambut dengan
pesimis, kita sambut dengan doa dan amal, “ya Allah anugerahkan kepada kami,
bulan aman dan iman, kedamaian dan islam, yang mengandilakanku dan
mengendalikanmu adalah Allah SWT, bulan yang penuh kecerdasan dan penuh
kebajikan” Al-Ghazali mengatakan doa tanpa amal sama dengan bohong, amal tanpa
doa sama dengan sombong.
memprediksi hal-hal yang jelek dan menyulitkan (tatoyur) dalam
islam tidak diperbolehkan, karena kita dibimbing oleh Rasul SAW agar berbuat
dan berdoa “Ya Allah tidak ada kebajikan kecuali kebajikan-Mu, tidak ada
kejelekan kecuali kejelekan dari-Mu, tidak ada yang patut dijadikan
segala-galanya selain Engkau ya Alloh”.
Agar kita menjadi bangsa yang berkualitas (khoiro ummah)
memiliki Negara yang adil dan makmur serta diridhai Alloh (baldah thayibah
wa rabbun ghafur) dengan
mengimplementasikan kasih saying bagi seluruh alam (Rahmatan Lilalamin) dan demi terwujudnya kejayaan islam dan kaum
muslimin (Izzul islam wal muslimin) maka kita hendaknya memahami dan
mengimplementasikan hal-hal berikut ini:
1.
Rosullulloh
SAW diutus untuk mengadakan revolusi moral dengan cara mengubah
intelektualitas, mentalitas, dan spiritualitas.
ü Intelektualitas
Dunia
hari ini dipengaruhi oleh teori – teori Yunani dan wahyu Ilahi yang dibawa oleh
nabi Muhammad SAW (Al-Quran dan Assunah).
Corak
pemikiran Yunani dimulai dalam hal yang abstrak menuju kepada yang kongkrit
yang lazim disebut dengan teori deduksi yakni mengambil kesimpulan dari umum ke
khusus yang disebut rasional berpusar di otak (antrophosentris).
Al-Quraan
memberi petunjuk dalam berfikir dari yang kongkrit menuju yang lojik (rasional
dan supra rasional). “Prof. DR. Ahmad Tafsir”. Teori ini lazim disebut Induktif
yakni mengambil kesimpulan dari yang khusus menuju ke yang umum dan ini
bersifat empiric di alam semesta (affak), pada diri manusia (anfus),
dalam sejarah manusia (tarikh), dan pada wahyu ilahi itu sendiri
(Al-Quraan dan Sunnah). Jadi ayat-ayat Alloh ini ada 4, yaitu ayat-ayat
Quraniyah (Quran dan Sunnah) ayat-ayat Qauniyah, ayat-ayat insaniyah dan
ayat-ayat tarikhiyah. Dan Alloh akan menciptakan ayat-ayat-Nya dimasa depan
apa-apa yang Alloh kehendaki.
ü Mentalitas
Sangat
jelas sekali bagaimana situasi kebatinan (mentalitas) orang Arab jahili
terhadap anak-anak wanita dan kaum wanita pada umumnya sangat berbeda jauh antara kondisi jahiliyah dan kondisi
Islamiyah, islam menempatkan kaum wanita pada tempat yang terhormat,
bermartabat dan mulia.
ü Spiritualitas
Sangat
nyata tergambar dalam rukun iman, islam dan ihsan. Kaum muslimin mengabdi
langsung kepada yang ghaib yaitu Alloh SWT. Sementara jahiliyyah menggunakan
perantara seperti patung dan berhala. Mereka berkata berkata bukan mengabdi
kepada patung tetapi untuk mendekatkan diri kepada Alloh.
Sholat jahiliyah di Masjidil Harom hanya bersiul dan bertepuk
tangan sementara sholat dalam islam dimulai dengan takbir, diakhiri dengan
salam dengan bacaan dan gerakan tertentu yang dibimbing Alloh melalui malaikat
jibril dan Rosululloh SAW. Jadi pengaruh pengabdian kepada Alloh SWT perubahan
intelektualitas, mentalitas dan spiritualitas melahirkan moralitas (akhlak
mulia) yang disempurnakan dengan tauhid (Aswaja).
Dalam ibadah mahdoh tiada ruang bagi akal manusia untuk
mengkritisinya akan tetapi sangat terbuka lebar bagi akal untuk menggali
rahasia dan hikmah dibalik ibadah-ibadah mahdoh seperti ada pertanyaan whay
pray?, whay past?, dan lain-lain. Sebaliknya dalam ibadah goer mahdoh dalam
implementasinya agar manusia sukses harus dengan iman dan amal soleh, maka
peran akal dan otak manusia sangat dominan karena kecerdasan dan ketangkasan (myelin)
sangat ditentukan oleh sebuah susunan pengaturan informasi dalam otak yang
terbentuk dari akumulasi pengetahuan (brain memory) yang dipadu maniskan
dengan keterampilan yang terbentuk karena latihan dan aktifitas yang kita
lakukan secara berulang-ulang bahkan ia menjadi gerakan reflex (muscle memory)
dalam kosep Al-quran aamnu wa amilu solihat diranah ini hendaknya manusia
menggunakan potensinya untuk berobservasi dan bereksperimen untuk melestarikan
diri dan lingkungannya
C.
Rekomendasi
1.
Hendaknya
umat islam menggalakan kembali observasi dan eksperimen guna menemukan
formulasi-formulasi yang melindungi dan melestarikan manusia, alam dan seluruh
isinya
2.
Hendaknya
kita umat islam menjadi manusia yang memiliki titel ulul albab yang senantiasa
berdzikir, berfikir, meyakini Alloh sebagai ilahnya, bersikap tawadhu dihadapan
manusia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengamalkan ilmunya,
membudayakannya dan terbentuklah karakter (akhlakul karimah) yang berintikan
tauhid aswaja serta mampu mensyukuri nikmat pendengaran (assam’u),
penglihatan (al-abshor), dan pernyataan yang tulus dan jujur (al-af
idah).
3.
Hendaknya
kaum muslimin memiliki karya-karya besar dan pandangan – pandangan yang tajam,
dinamis, kreatif, sensitive, solutif, aktraktif, banyak makna (meaning full)
dan menyenangkan (lovely) yang dalam Al-Quran disebut ulil aidi wal
Absor.
4.
Hendaknya
kita umat islam menjadi pemenang bukan pecundang, menjadi sopir bukan
penumpang, menjadi pembagi bukan penerima, menjadi pelopor (imam) bukan
pengekor (makmum) apalagi masbuq
D.
Rencana
aksi
hari ini kita sedang merawat tradisi intelektual aswaja maka
kedepan kita Insyaalloh akan melaksanakan:
1.
Mengembangkan
intelektual aswaja
2.
Mengoprasionalkan
intelektual aswaja
3.
Membudayakan
intelektual aswaja
4.
Membangun
karakter aswaja yaitu akhlakul karimah yag didorong (driving force)
dengan kalimah thayibah laailaha illalloh yang meneladani Muhammad
Rosululloh. Bismillahi maasya Alloh laa yasuukulkhairo illalloh, bismillahi
maasya Alloh laa yasrifussuu’a illalloh, bismillahimaasya Alloh maa kaana min
ni’matin faminalloh, bismillahi maasya alloh laahaula wallaa quwwata illa
billahil’aliyyil ‘adziim.
Sekian, Terimakasih Selamat Berjuang Semoga Sukses.
No comments:
Post a Comment